Ada kisah tentang seorang
laki-laki yang melakukan pendakian gunung. Dia dikejutkan oleh badai salju yang
datang tiba-tiba dan dengan cepat kehilangan jalan. Dia tahu bahwa dia
memerlukan perlindungan dengan cepat kalau tidak dia akan mati membeku. Walaupun
sudah melakukan banyak usaha tapi tangan dan kakinya dengan cepat sudah menjadi
mati rasa.
Dalam pengembaraannya,
secara tidak sengaja dirinya tersandung tubuh laki-laki lain yang sudah hampir
beku. Pendaki ini harus membuat keputusan. Apakah dia akan menolong laki-laki
itu ataukan dia harus meneruskan perjalanannya dengan harapan bisa menyelamatkan
diri sendiri?
Dalam waktu sesaat dia
mengambil keputusan dan melepas sarung tangannya yang basah. Dia berlutut di
samping tubuh laki-laki itu dan membantu mengurut tangan dan kakinya. Setelah
pendaki ini bekerja selama beberapa menit, laki-laki itu mulai memberikan
tanggapan dan segera bisa berdiri. Bersama-sama kedua laki-laki ini yang saling
membantu, mendapatkan pertolongan. Di kemudian hari, pendaki ini diberitahu
bahwa dengan menolong orang lain, dia juga menolong dirinya sendiri. Mati
rasanya hilang ketika dia membantu mengurut tangan dan kaki orang asin itu.
Kegiatannya yang semakin banyak membantu memperlancar peredaran daranya serta
mendatangkan kehangatan pada tangan dan kakinya sendiri.
Merupakan hal yang ironis
tetapi tidak mengherankan bahwa ketika dia kehilangan perhatian atas dirinya
sendiri dan kesulitannya dan berfokus pada orang lainnya maka dia telah
memecahkan masalah bagi dirinya. Satu-satunya cara untuk mencapai puncak gunung
kehidupan adalah melupakan sifat egois kita dan mau membantu orang lain untuk
mencapai keberhasilan yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar