dan Dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (Surat Al-Furqan ayat 2)

Cari Blog, Situs, Website, Facebook, Twitter, Youtube, Metacafe

Sabtu, 13 Agustus 2011

Mencintai Dalam Hening (Untukmu wanita,....)

maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah...
Inginkah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu....

Maka dengarlah.....

...saat ku jatuh cinta.....
Tak akan ku berucap
Tak akan ku berkata.
Namun ku hanya akan diam.............

Saat ku mencintai, takkan pernah ku menyatakan
Tak akan ku menggoreskan
Yang ku lakukan hanyalah diam.........

Aku tahu,...
cinta adalah fitrah...sebuah anugrah tak terperih....
Karena cinta adalah kehidupan
Karena rasa itu adalah cahaya

Aku tahu,...
hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita

Namun...
Saat rasa itu menyapa, maka hadapi dengan anggun
Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna
Cinta terkadang membuatmu bahagia, namun tak jarang membuatmu menderita
Cinta ada kalanya manis bagaikan gula,
Namun juga mampu memberi pahit yang sangat getir
Cinta adalah perangkap rasa
Sekali kau salah berlaku,
maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita

Maka...
Agar kau dapat keluar dari belenggu itu
Dan mampu melaluinya degan anggun
Maka mencintailah dalam hening

Dalam diam....

Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari
Namun juga, jangan kau sikapi degan berlebihan
Jangan kau umbar rasamu
Jangan kau tumpahkan segala sukamu

Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dengan tenang
Kita percaya takdir bukan?

Kita tahu dengan sangat jelas.....
Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya?
Jadi, apa yang kau risaukan?
Biarkan Allah yang mengaturnya,
Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja

Cobalah renungkan...
Dia yang kau cinta,
belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu
Dia yang kau puja,
yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam,
Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu?

wanita,...
kita tak tahu dan tak akan pernah tahu
Hingga saatnya tiba..

Maka, ku ingatkan padamu,,,
tidakkah kau malu jika semua rasa telah kau umbar
Namun ternyata kelak bukan kau yang dia pilih untuk mendampingi hidupnya?

...Karena cinta kita begitu agung untuk di umbar
Begitu mulia untuk di tampakkan
Begitu sakral untuk di tumpahkan

Dan sadarilah... fitrah wanita adalah pemalu,
Dan kau indah karena sifat malumu

Lalu, masihkah kau tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan?
Masihkah kau tampak bestari jika malu itu telah kau singkap

wanita,,,jadikan malu sebagai selendangmu
Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan
Dalam jeruji kesetiaan

Yah....
Kesetiaan padanya yang telah Allah tuliskan namamu dan namanya di Lauhul Mahfuzh
Jauh sebelum bumi dan langit dicipta

Maka cintailah dalam hening
Agar jika memang bukan dia yang ditakdirkan untukmu,
Maka cukuplah Allah dan kau yang tahu segala rasamu
Agar kesucianmu tetap terjaga
Agar keanggunanmu tetap terbias

Pegang kendali hatimu…
Jangan kau lepaskan…
Acuhkan semua godaan yang menghampirimu
Cinta bukan untuk kau hancurkan, bukan untuk kau musnahkan
Namun cinta hanya butuh kau kendalikan, hanya cukup kau arahkan

wanita...
yang kau butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya
Maka, peganglah kendali hatimu,
Lalu.....
Arahkan pada Nya
Dan cintailah dalam diam
Dalam hening.....
Itu jauh lebih indah......

Jauh lebih suci............

Sampai waktu mempertemukanmu dengan pasangan Halal mu
dan ijab Qabul yang meng Halal kan mu

Minggu, 07 Agustus 2011

Apa yang akan saya lakukan menjelang ‘ketuaan’ saya itu?

Belajar tidak ingin menyakiti orang lain, ingin orang lain gembira dan bahagia, mengkhawatirkan keselamatan orang lain, takut mengalami sesuatu yang agak berbahaya, lebih ingin selalu memaafkan, tidak ingin lagi membanggakan sesuatu yang dianggap umum sesuatu yang keren, gengsi bukan lagi hal yang dirasa hebat, tidak lagi takut dikalahkan, tidak terlalu sedih jika sebagian hak kita ‘dipakai’ orang, rasanya umur tinggal sedikit lagi dan perlu digunakan sebaik-baiknya dan semua rasa diatas itu makin menguat setiap waktu.
Apa yang akan saya lakukan menjelang ‘ketuaan’ saya itu?
Ketika usiaku remaja, kita serasa memiliki dunia. Sepertinya, apapun yang ingin kita lakukan, dapat kita lakukan. Segala kemudahan, semua peluang, semua keberhasilan, semua energi itu, kekuatan itu, ditambah rasa-rasa menyenangkan menjelang kematangan, rasa-rasa menyenangkan dalam pencapaian di segala hal… Semua itu terasa begitu nyata dan menyenangkan.
Dan bertambahnya usia, ternyata tidak menghentikan banyak kekhawatiran dan ketakutan. Itu yang makin tersirat. Ada rasa yang semakin menguat… yaitu kesadaran, akan keberadaanNya di dunia ini,,,
Tanpa menghilangkan segala kemungkinan… usia kita ada di tangan Allah SWT. Pertanyaannya…apakah kita harus menunggu tua, untuk mendapatkan ‘kesadaran’ itu?
Jawabannya, pasti akan sangat relatif dan beragam…
Andaikata saya masih diberi waktu untuk memilih… saya mencoba untuk selalu ‘tersadarkan’ di berapa pun usia saya. Bahwa waktu saya, berapa pun usia saya, tidak banyak lagi, dan entah kapan… Saya hanya ingin khusnul khotimah. Saya ingin ketika saatnya tiba, saya sedang dijalan-Nya… ketika saya sedang menjalankan perintahNya… Sedang melakukan sesuatu, demi untuk mendapat ridhaNya…
Semoga khauf dan raja’ itu, tetap melekat di jiwa… di berapa pun usia kita…

Thanks buat Om Widy Untuk renungannya :D