Hari ini adalah hari ulang tahun pertama putriku…,peri kecilku yang amat ku
nanti kelahirannya.
Aku sudah mempersiapkannya sejak lama, ku pilih kartu undangan lucu dan
menarik untuk mengundang teman-teman ku datang,dan aku memilih sebuah restoran
cepat saji sebagai tempat untuk merayakannya.
Sore ini tampak cerah..,aku dan keluarga serta beberapa kerabatku datang
lebih awal untuk mempersiapkan tempat dan sedikit acara yang akan kami adakan.
Beberapa tamu undangan mulai berdatangan sampai pada akhirnya semua tamu
telah datang.
Suasana begitu meriah dan ramai di penuhi suara tepuk tangan dan nyanyi, tak
kalah ramai nya dengan suara tawa anak – anak dan kegembiraan mereka dengan
meloncat dan berlari….
Di tengah kegembiraan itu…tanpa sengaja aku menoleh ke halaman luar lewat
dinding kaca..dan mata ku bertumpu pada seorang gadis kecil berpakaian lusuh
tanpa alas kaki sedang berdiri terpana. Sepertinya dia juga menikmati
kegembiraan kami…, sesekali dia menelan air liurnya dan aku menangkap rasa
lapar tergambar pada wajahnya yang tirus.
Aku terhenyak melihatnya…, aku pandangi kembali wajahnya yang mungil... senyumnya
yang polos.. kemudian pandanganku memutar menatap keramaian di sekelilingku…, betapa
suatu keadaan yang sungguh berbeda…
Terbayang masa kecilku.., ketika aku dan ibu ku melintasi sebuah rumah, rumah
yang begitu ramai.., banyak anak kecil seusiaku dengan berpakaian bagus
bernyanyi dan bertepuk tangan.., tertawa riang... berloncat-loncat.., sesaat
aku berhenti dan terpaku menatapnya…, ketika tangan ibuku menarikku... aku
menatap mata ibu ku dan bertanya…’itu apa bu.., kenapa banyak anak-anak di
sana..?’ Ibu ku menghela nafas.., sambil menatapku ia berkata..’itu pesta ulang
tahun..,anakku…’
‘Ulang tahun…,kapan aku ulang tahun, bu…?’... mendadak timbul sebersit
harapan bahwa suatu saat aku pun akan merasakan kegembiraan pada pesta ulang
tahunku.
Ibu ku berjongkok..., sambil memegang pundakku ia berkata... ”setiap tahun
pada setiap tanggal kelahiranmu... itulah hari ulang tahun mu nak..., tapi
maafkan ibu karena sampai saat ini ibu belum mampu mengadakan pesta untuk ulang
tahun mu…’
Aku melihat kesedihan pada raut wajah ibuku… “Ayo nak kita pulang….’ Aku
mengikuti langkah ibu ku sambil beberapa saat sesekali aku masih menoleh rumah
yang ramai itu.., rumah yang ibu ku katakan ada pesta ulang tahun…, pesta yang
ramai.., pesta yang penuh kegembiraan...
Aku melangkah keluar menghampiri gadis kecil itu.., sedikit membungkuk aku
menyapanya..”hallo adik kecil..”...gadis kecil itu tersentak dan membalikkan
badannya bergegas pergi. AKu memegang pundaknya dan dia tampak ketakutan. ”Ayo
masuk…,kamu mau ikut pesta ulang tahun ini kan?” Mata beningnya menatapku
dengan ragu…, aku mengulangi pertanyaanku,”kamu mau ikut pesta ulang tahun ini
kan…?” Ia mengangguk dan aku menggandengnya masuk…
Aku memintanya duduk lalu memberinya satu porsi makanan. Wajah lugunya
terlihat gembira tapi mata beningnya seperti menyimpan sesuatu…
“Makanlah dik…” dia menatap makanan itu lalu menggelengkan kepalanya.
“Kamu tidak suka makanan itu..?” Ia kembali menggelengkan kepalanya.
“kenapa…?” “Aku ingat ibu”..,jawabnya
“Aku mau memberi makanan ini untuknya..”
“Ada apa dengan ibumu..?”
“Ibuku sakit…, aku tidak tahu apa ibuku akan mempunyai kesempatan untuk
bisa makan makanan enak seperti ini…” Dia tertunduk dan dari mata beningnya aku
melihat air matanya mengalir…
Aku tersentak mendengarnya…terbayang olehku saat ibuku terbaring sakit, apapun
yang aku sediakan tidak lagi bisa membuatnya berselera untuk makan.
Demikian juga seringkali saat aku membayar mahal untuk satu porsi makanan
yang aku makan.., terbayang olehku ibu yang duduk di dipan kayu sedang
menghitung lembar-lembar uang lusuhnya. Ketika aku hampiri dia
berkata..,”maafkan ibu nak,..karena ibu tidak pernah bisa memberimu makanan
yang enak dan bergizi..,mungkin uang ini hanya cukup untuk kita makan beberapa
hari saja..”
Setiap kali aku melihat ibu menghitung uang belanjanya yang lusuh..,aku
membatin dalam hatiku bahwa jika aku besar nanti aku akan memberi ibu
makanan-makanan yang enak dan bergizi.
Aku juga ingat..bahwa aku berjanji dalam hati bahwa jika aku besar nanti
aku mau membeli sebuah rumah yang nyaman untuk kami tinggal.., mau membeli
sebuah mobil dan mengajak ibu jalan-jalan.
Aku berjuang untuk mewujudkan harapanku itu..tapi ternyata aku tak pernah
sempat membelikan ibu sebuah rumah yang nyaman apalagi membeli sebuah mobil
untuk mengajaknya jalan-jalan.
Aku bekerja apa saja yang penting halal..,aku mencari uang karena ingin
bisa kuliah dan bekerja di kantoran. Setamat SMA aku juga bekerja dan malamnya
aku kuliah, tidak jarang sepulang kuliah aku belajar dengan penerangan lampu
minyak yang redup.
Aku bahkan jarang membelikan ibu makanan enak dan bergizi seperti janjiku
waktu aku kecil... karena saat aku belikan ibuku selalu berpesan agar sebaiknya
uangku itu ditabung untuk biaya kuliahku. Aku mengikuti sarannya, menabung
untuk biaya kuliahku maklumlah gajiku tidak seberapa, tapi ternyata hal ini
akhirnya terkadang menjadi sebuah penyesalan karena aku tidak pernah bisa
memberinya apa-apa.
Sekarang kehidupanku sudah lebih baik,aku juga sudah mempunyai sebuah
mobil,tapi mobil ini tak pernah sempat aku gunakan untuk mengajak ibu
jalan-jalan. Setiap aku pergi rekreasi terkadang aku ingat ibu…,dalam mobilku
tidak pernah ada ibu yang dulu aku bayangkan akan tersenyum gembira jika aku
ajak jalan-jalan.
“Tante…” Sapaan gadis kecil itu membuyarkan lamunanku.
“Boleh aku bawa pulang makanan ini…?” AKu mengangguk.
Aku memesan satu porsi lagi dan memberikan padanya,”ini untuk Ibu mu…”
Bola mata bening gadis kecil itu berbinar..sambil tersenyum ia mengucapkan
terimakasih padaku. Dengan menenteng bungkusan makanan,langkah kecilnya berlari
menjauh dariku….
***
Saat kita tertawa gembira dalam pesta….ada begitu banyak sesama kita yang
menangis dan kesepian..
Saat kita menyia-nyiakan waktu dan uang sekolah kita….ada begitu banyak
sesama kita yang tidak mampu untuk sekolah...
Saat kita membayar mahal untuk satu porsi makanan yang kita makan… ada
begitu banyak sesama kita yang tidak mampu membeli makanan walau hanya sekedar
mengganjal rasa lapar…, mungkin uang yang kita keluarkan untuk membayar satu
porsi makanan kita sama besar dengan penghasilan mereka satu minggu…
Saat kita mengeluarkan uang untuk membeli sepotong pakaian mahal ada banyak
sesama kita yang bahkan tidak mampu membeli pakaian...
Saat kita tidak bersyukur atas pekerjaan yang kita miliki… ada banyak
sesama kita yang tidak mempunyai kesempatan untuk bekerja...
Saat kita tidak bersyukur atas kesehatan kita… ada banyak sesama kita yang
sakit dan tidak mampu berobat...
Saat kita tidak bersyukur atas tubuh kita yang normal… ada begitu banyak
sesama kita yang cacat…
Saat kita kurang bersyukur atas pendamping hidup yang kita miliki... atas
istri atau suami… ada begitu banyak orang yang sampai saat ini masih berjuang
untuk bertemu dengan pendamping hidupnya…
Saat kita menyia-nyiakan orantua dan kurang memperhatikannya…ada begitu
banyak anak-anak yang sejak lahir bahkan tidak pernah tahu siapa orangtuanya…
Saat kita menyia-nyiakan anak dan kurang memperhatikannya… ada begitu
banyak orang-orang yang tidak pernah bisa melahirkan anak-anaknya…
Jika kita pernah mengalami berbagai-bagai kesulitan dan sekarang kita telah
bisa keluar dari kesulitan itu... hendaklah hal itu membuat kita lebih memahami
kesulitan orang lain dan bukan mencemoohnya. Mungkin memang ada banyak orang
yang kurang berjuang dari kesulitannya itu tapi ada banyak juga yang sudah
berjuang tapi tidak mendapatkan hasil yang maksimal atau mungkin tidak mendapat
hasil sama sekali...,karena memang kemampuan tiap orang tidak sama dan
kesempatan tiap orang berbeda...
Allah menciptakan matahari untuk semua orang..., bukan saja untuk orang
kaya tetapi juga untuk orang miskin..., maukah kita menjadi perpanjangan berkat
bagi sesama...? Karena dari apa yang Tuhan berikan dan kita terima ada sebagian
yang Tuhan ingin kita bagikan kepada mereka…. agar mereka pun dapat juga
merasakan hangatnya sinar matahari itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar