dan Dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (Surat Al-Furqan ayat 2)

Cari Blog, Situs, Website, Facebook, Twitter, Youtube, Metacafe

Senin, 12 November 2012

For a Blessed Day

1.      TODAY I WILL NOT STRIKE BACK . . .
If someone is rude, if someone is impatient, if someone is unkind, I will not respond in a like manner.

2.      TODAY I WILL ASK GOD TO BLESS MY 'ENEMY'
If I come across someone who treats me harshly or unfairly, I will quietly ask God to bless that individual. I understand "enemy" could be a family member, neighbor, co-worker or stranger.

3.      TODAY I WILL BE CAREFUL ABOUT WHAT I SAY . . .
I will carefully choose and guard my words being certain that I do not spread gossip.

4.      TODAY I WILL GO THE EXTRA MILE . . .
I will find ways to help share the burden of another person.

5.      TODAY I WILL FORGIVE . . .
I will forgive any hurts or injuries that come my way.

6.      TODAY I WILL DO SOMETHING KIND FOR SOMEONE (BUT I WILL DO IT IN SECRET)
I will reach out anonymously and bless the life of another.

7.      TODAY I WILL TREAT OTHERS THE WAY I WISH TO BE TREATED . . .
I will practice the golden rule. "Do Unto others as I would have them do unto me"- with EVERYONE I encounter.

8.      TODAY I WILL RAISE THE SPIRITS OF SOMEONE WHO IS DISCOURAGED . . .
My smile, my words, my expression of support, can make the difference to someone who is wrestling with life.
9.      TODAY I WILL NURTURE MY BODY . . .
I will eat less . . . I will eat only healthy foods. I will thank God for my body.

10.   TODAY I WILL GROW SPIRITUALLY . . .
I will spend a little more time in prayer today. I will begin reading something spiritual or inspirational; I will find a quiet place (at some point during this day) and listen to God's voice.
***
Remember, today is a gift from God so treat it preciously

1000 Kelereng



Makin tua, aku makin menikmati sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku, sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama sabtu pagi amat menyenangkan.
Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.
Aku kerasakan suara radio untuk mendengarkan acara “bincang-bincang sabtu pagi”. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya, ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telepon yang dipanggil andre. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.
“dengar Ndre, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjaanmu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada orang yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat.”
Ia melanjutkan, “biar kuceritakan, ndre, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang harus kulakukan dalam hidupku,”
Lalu mulailah ia menerangkan teori seribu kelereng.
“begini ndre, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghitung-hitung. Kan umumnya rata-rata umur orang indonesia 60 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya sekitar 60 tahun. Lalu, aku kalikan 60 ini dengan 49 dan mendapatkan angka 2940 yang merupakan jumlah semua hari sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar ndre, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting.
“tahu tidak, setelah  aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini,” sambungnya,” dan pada saat itu aku kan sudah terbiasa melewatkan 2548 hari sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andai kata aku bisa hidup sampai 60 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 392 hari sabtu yang masih bisa kunikmati.
“lalu aku pergi ke toko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi dua toko kecil baru bisa mendapatkan 392 kelereng. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku di samping radio. Setiap sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya.
“aku merasa bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu semakin sedikit dan menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup dan menurut agamaku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu.
“sekarang, aku ingin memberikan pesan terakhirku sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Akuberfikir, kalau aku sampai bertahan hingga sabtu yang akan datang, maka Allah SWT telah memberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi.
“senang sekali bisa berbicara denganmu, ndre, aku harap engkau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang yang kau kasihi dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu, selamatpagi!”
Saat dia berhenti, begitu sunyi, hening, jatuhnya satu jarum pun bisa terdengar. Untuk sejenak, bahkan moderator acara itu pun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan bekerja pagi itu, tetapi mengganti jadwal, aku naik keatas dan mengajak istri dan putriku untuk berjalan-jalan di taman.”
***
Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apa yang telah anda dapatkan???
Apakah…
Kesedihan
Keraguan
Kebosanan
Rasa marah
Putus asa
Hambatan
Permusuhan
Pesimis
Kegagalan
Ataukah…
Kebahagiaan
Kepercayaan
Antusias
Cinta kasih
Motivasi
Peluang
Persahabatan
Optimis
Kesuksesan
Dipikir atau tidak dipikirkan, waktu akan melahap umur kita setiap detiknya dengan perlahan. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong kita saat ini. Gunakan secara bijak untuk memberikan kebahagiaan yang lebih baik bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain.

Ada Yang Memperhatikan Kita



Seluruh penumpang di dalam bus merasa simpati melihat seorang wanita muda dengan tongkatnya meraba-raba menaiki tangga bus. Dengan tangannya yang lain, dia meraba posisi di mana sopir berada, dan membayar ongkos bus, lalu berjalan ke dalam bus mencari-cari bangku yg kosong dengan tangannya. Setelah yakin bangku yg dirabanya kosong, dia duduk meletakkan tasnya di atas pangkuan, dan satu tangannya masih memegang tongkat.

Sudah satu tahun Yasmin, wanita muda itu, mengalami kebutaan.

Suatu kecelakaan telah terjadi padanya, penglihatannya hilang untuk selama-lamanya. Dunia tiba-tiba saja menjadi gelap, segala harapan dan cita-cita menjadi sirna. Dia adalah wanita yang penuh dengan ambisi, aktif di segala perkumpulan, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungannya. Tiba-tiba saja semuanya sirna, begitu kecelakaan itu dialaminya.

Kegelapan, frustrasi, dan rendah diri tiba-tiba saja menyelimuti jiwanya. Merasa tak berguna dan tak ada seorang pun yang sanggup menolongnya selalu membisiki dan menggelitik hatinya. “Bagaimana ini bisa terjadi padaku?" Dia menangis. Hatinya protes dengan diliputi kemarahan dan putus asa.

Tapi, tak peduli sebanyak apa pun dia mengeluh, menangis, protes, dan sebanyak apapun dia berdo'a dan memohon, dia harus menerima kenyataan pahit, penglihatannya tak akan kembali.

Namun, di antara frustrasi, depresi dan putus asa, dia masih beruntung, karena mempunyai seorang suami yang begitu penyayang dan setia.

Burhan, nama suaminya, adalah seorang prajurit TNI biasa yg bekerja sebagai sekuriti di sebuah perusahaan. Dia mencintai Yasmin dengan sepenuh hati.

Ketika mengetahui Yasmin kehilangan penglihatan, rasa cintanya tidak berkurang, justru perhatiannya makin bertambah. Ketika dilihatnya Yasmin tenggelam ke dalam jurang keputus-asaan. Burhan siap menolong mengembalikan rasa percaya diri Yasmin, seperti ketika Yasmin belum menjadi buta. Ia tahu, ini adalah perjuangan yang tidak mudah. Butuh waktu lama dan kesabaran yg tidak sedikit Karena buta, Yasmin tidak bisa terus bekerja di perusahaannya. Dia berhenti dengan terhormat. Burhan mendorongnya agar belajar huruf Braile, dengan harapan, suatu saat nanti dapat berguna. Tetapi, bagaimana Yasmin bisa belajar,jika untuk pergi ke mana-mana saja selalu diantar Burhan?

Dunia ini menjadi begitu gelap bagi Yasmin. Tak ada kesempatan sedikitpun untuk bisa melihat jalan. Dulu, sebelum menjadi buta, dia memang biasa naik bus ke tempat kerja dan ke mana saja sendirian. Tapi kini, ketika buta, “Apakah saya sanggup naik bus sendirian? Berjalan sendirian? Pulang-pergi sendirian? Siapa yg akan melindungi saya ketika sendirian?” Itulah pertanyaaan-pertanyaan yg selalu berkecamuk di dalam hati Yasmin yang putus asa.

Burhan cukup mengerti akan keadaan istrinya. Oleh karena itu, Burhan membimbing jiwa Yasmin yg sedang frustasi dg sabar. Dia merelakan dirinya untuk mengantar Yasmin ke sekolah, tempat ia belajar huruf Braile dan dengan sabar Burhan menuntun Yasmin menaiki bus kota menuju sekolah yg dituju.

Yasmin dengan susah payah dan tertatih-tatih melangkah bersama tongkatnya, sementara Burhan berada di sampingnya. Selesai mengantar Yasmin, barulah dia menuju ke tempat dinasnya. Begitulah, selama berhari-hari dan berminggu-minggu Burhan mengantar dan menjemput Yasmin lengkap dengan seragam dinas sekuritinya. Tapi lama-kelamaan Burhan sadar, tak mungkin selamanya Yasmin harus diantar pulang dan pergi.

Bagaimanapun juga, Yasmin harus bisa mandiri, tak mungkin selamanya mengandalkan dirinya. Sebab dia juga harus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Dengan hati-hati dia mengutarakan maksudnya, supaya Yasmin, yang masih terpukul dengan musibah ini tak tersinggung dan merasa dibuang. Namun, seperti yang diramalkan Burhan, Yasmin histeris mendengar itu.

Dia merasa dirinya kini benar-benar telah tercampakkan. "Saya buta, saya tak bisa melihat!" teriak Yasmin “Bagaimana saya bisa tahu saya ada di mana?”; “Kamu telah benar-benar meninggalkan saya!." Burhan sangat sedih mendengar itu. Tapi dia sadar apa yg harus dilakukannya. Burhan ingin melihat istrinya kembali bersemangat seperti dulu, sebelum buta. Yasmin harus menerima dan harus mau menjadi wanita yg mandiri, tegar, menyukai tantangan, suka bekerja dan belajar.

Walaupun demikian,Burhan tak melepasnya begitu saja. Setiap pagi, dia mengantar Yasmin menuju halte bus sambil menasihatinya agar mengandalkan indera pendengarannya di mana pun ia berada. Setelah dua minggu, Yasmin akhirnya bisa berangkat sendiri ke halte, berjalan dengan tongkatnya. Setelah merasa yakin bahwa Yasmin bisa pergi sendiri, dengan tenang Burhan pergi ke tempat dinas.
Untunglah tanpa berlama-lama Yasmin segera sadar bahwa sikap suaminya adalah benar dan dia beruntung mempunyai suami yang begitu setia dan sabar membimbingnya. Memang tak mungkin bagi Burhan untuk selalu menemaninya setiap saat ke manapun dia pergi. Tak mungkin juga selalu mengantarnya ke tempatnya belajar, sebab Burhan juga punya pekerjaan yang harus dilakoni.

Hari-hari pun berlalu. Yasmin menjalani rutinitas belajarnya, dengan menumpang bus kota sendirian. Suatu hari, ketika dia hendak turun dari bus, sopir bus berkata, "Saya sungguh iri padamu". Yasmin tidak yakin, kalau sopir itu bicara padanya. "Anda bicara pada saya?" " Ya!", jawab sopir bus. "Saya benar-benar iri padamu".

Yasmin kebingungan, heran dan tak habis berpikir, bagaimana bisa di dunia ini, seorang buta, seperti dirinya, membuat orang lain merasa iri? "Apa maksud anda?" Yasmin bertanya penuh keheranan pada sopir itu. "Kamu tahu," jawab sopir bus, "Setiap pagi, sejak beberapa minggu ini, seorang lelaki muda dengan seragam militer selalu berdiri di seberang jalan. Dia memperhatikanmu dengan raut wajah cemas ketika kamu menuruni tangga bus. Dan ketika kamu menyebrang jalan, dia perhatikan langkahmu dan bibirnya tersenyum puas begitu kamu telah melewati jalan itu. Begitu kamu masuk gedung sekolahmu, dia meniupkan ciumannya padamu, memberimu salut, dan pergi dari situ. Kamu sungguh wanita beruntung, ada yang memperhatikan dan melindungimu". Air mata bahagia mengalir di pipi Yasmin. Walaupun dia tidak melihat orang tersebut, dia yakin dan merasakan kehadiran Burhan di sana. Dia merasa begitu beruntung, sangat beruntung, bahwa Burhan telah memberinya sesuatu yg lebih berharga dari penglihatan. Sebuah pemberian yg tak perlu untuk dilihat; kasih sayang yang membawa cahaya, ketika dia berada dalam kegelapan.

Demikian pula kita ibarat orang buta yang harus bekerja dan berusaha.

Kita adalah orang buta yang diberi semangat untuk terus hidup dan bekerja
Kita tak bisa melihat Allah SWT dan malaikat tetapi Dia terus membimbing dan melindungi sama seperti cerita di atas. Dia memompa semangat kita, cemas dan khawatir dengan langkah kita, dan tersenyum puas melihat kita berhasil melewati ujian-NYA.

Biarkan Mereka, Tapi Bukan Anda





Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi bukan aku dan anda. Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal yang kecil, tetapi bukan aku dan anda. Biarkan orang lain mengeluh atas apa yang yang mungkin terjadi, tetapi bukan aku dan anda. Biarkan orang lain menangisi hal yang kecil, biarkan mereka berputus asa, biarkan mereka dendam dan ingin membalas dendam, tetapi bukan aku dan anda.
Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka, dan menanggalkan ditangan orang lain, biarkan mereka materialistis dan sombong, haus dengan gemerlap dunia, tak pernah puas dengan apa yang dimiliki, asyik mengupdate lifestyle modernisme, tetapi bukan aku dan anda.
Biarkan orang lain tidak bersyukur dan berhenti berdoa, tetapi bukan aku dan anda.
Biarkan orang lain menyerah, tetapi bukan aku dan anda.
Sekali lagi bukan bukan aku dan anda.